Selasa, 30 Maret 2021

Gagal Bayar Jiwasraya

Pada tahun 2020, Indonesia dihebohkan dengan peristiwa gagal bayar PT. Asuransi Jiwasraya (Persero). Penyebab awal peristiwa ini adalah diterbitkanya produk investasi menjanjikan bernama JS Saving Plan. Produk ini menjanjika return diatas rata-rata produk investasi lainya yaitu sebesar 9 persen hingga 13 persen.

Saat diterbitkanya produk tersebut. Produk JS Saving Plan laris manis di pasaran. Namun, dana yang diraih dari produk tersebut malah digunakan untuk mensponsori klub sepak bola dunia yang sangat terkenal yaitu Manchester city.

Selain itu dana dari produk JS Saving Plan diduga digunakan oleh manajer investasi yaitu Benny Tjokro dan kawananya untuk melakukan pencucian uang. Pencucian uang ini dilakukan dengan teknik pump and dump suatu saham.

Saham yang dibeli oleh jiwasraya pun adalah saham gorengan sebagai syarat dari kegiatan pencucian uang yang dilakukan oleh Benny Tjokro. Hal ini sebetulnya sudah diperingatkan oleh OJK agar jiwasraya segera melakukan penjualan saham-saham yang dibilang mempunyai fundamental yang buruk. Namun, hal itu tidak didengar oleh jiwasraya karena manajer investasinya sendiri lah yang melakukan pencucian uang.

Cara Benny Tjokro melakukan pencucian uang pun tidak mudah. Pertama-tama dia melakukan pembelian sebuah saham secara massif sehingga harga melambung tinggi. Setelah harga sudah diatas, Benny Tjokro melakukan penjualan saham yang sudah dia beli ke jiwasraya di pasar negosiasi. Hasilnya, ketika terjadi proses dump yaitu aksi penjualan suatu saham secara masif sehingga harganya turun drastis, yang terkena dampaknya adalah jiwasraya.

Mantan dirut jiwasraya, mantan direktur keuangan jiwasraya, dan kepala divisi investasi jiwasraya juga ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima uang dari Benny Tjokro dengan syarat membiarkan jiwasraya membeli produk saham-saham gorengan.

Selain itu ada dua pegawai ojk yang juga ditetapkan sebagai tersangka karena gagal mengawasi praktek cuci uang yang dilakukan Benny Tjokro.

Saham-saham gorengan yang dibeli oleh jiwasraya antara lain PT Prima Cakrawala Abadi Tbk. (PCAR), PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (LCGP), PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (JGLE), PT Pool Advista Finance Tbk. (POLA), PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM), PT SMR Utama Tbk. (SMRU), PT PP Properti Tbk. (PPRO), dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI), dll.

Pada tahun 2021, pemerintah membuat scenario penyelamatan jiwasraya menggunakan teknik restrukturisasi utang dan bail in. Skenario ini dibantu oleh perusahaan yang bernama IFG Life.